revention and Control of Typhoid Fever

Tahun 1998 Volume 33 Nomor 1
Oleh : Soeharyo Hadisaputro

Penyakit Demam Tifoid (DT) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak neara sedang berkembang. Di Indonesia insident DT diperkirakan sekitar 300 -810 kasus tiap 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 600.000 sampai 1.500.000 kasus per tahun. Jumlah kematian per tahun diperkirakan 50.000 orang .

Demam Tifoid termasuk penyakit sistematik yang secara khas ditandai oleh febris kontinu, yang melibatkan jaringan limfoid intestinal terutama Plaques Peyer, pembearan limpa, roseola pad aleher dan obstipasi yang menonjol dibandingkan diare.

Cara penularan DT dapat secara tidak langsung dan langusng dengan cara kontak dengan penderita atau carrier. Bahan pokok yang dapat menyebarkan adalah makanan dan minuman, buah mentah, sayuran merupakan faktor penting pad apenularan di sebagian dunia, di samping susu atau bahan yang menagndung susu dan kerang.

Tranmisi pada orang sehat dapat melalui makanan yang tercemar, minuman, jari tangan, bahan muntahan dan lalat. Semua golongan umur dan kedua jenis kelamin mempunyai kepekaan yang sma aterhadap infeksi, walaupun laki-laki lebih banyak menderita dibandingkan dengan perempuan.

Pencegahan DT berdasarkan pada faktor-faktor epidemiologik, termasuk di dalamnya pendekatan “agent”, strategi lingkungan dan masalah pendekatan “orang”. Strategi pencegahan dan pengendalian DT terdiri dari surveilens penyakit, vaksinasi bagi orang-orang dengan risiko, penemuan dan pengobatan penderita yang sedang sakit maupun konvalesen, penemuan dan pengobatan carrier kronik, peningkatan sanitasi, proteksi binatang ternak, promosi higiene makanan dan prevensi produksi makanan yang tercemar. Pendidikan kesehatan pada komunitas mempunyai peran penting dari pencegahan DT, terutama higiene perorangan, misalnya cuci tangan sebelum makan, penyediaan air bersih untuk cuci tangan di pusat-pusat pelayanan umum.

Typhoid fever (TF) is still an important public health problem in many developing countries. In Indonesia, the incidence of TF is estimated about 300 – 810 cases per 100.000 population per year or about 600.000 to 1.500.000 cases per year. The case fatality of TF is estimated 50.000 per year.

Typhoid fever is a systemic infection characterized by continued fever, involvement of lymphoid tissue especially Peyer”s patches, spleen enlargement, rose spot on trunk and constipation which is more common than diarrhea.

Mode of transmission of TF is by indirect or direct contact with patients or carriers. The main vehicle of spreading is contaminated water and food. Row fruits and vegetables are important factors in some parts of the world, milk or milk products and shellfish are in others. Transmission to new host occurs through contaminated foods, fluid, fingers, vomites and flies. All ages and both sexes are equally susceptible to infection, however, males are more frequent than female.

Prevention of TF based on epidemiologic factors which act. The prevention of TF includes agent approach, environment strategies and host approach. Prevention strategies and control of TF are : disease surveillance, vaccination of persons at risk, detection and treatment of cases (acute and convalescent), detection and control of chronic carriers, sanitation improvement, protection of animal stocks, promotion of food hygiene and prevention from contaminated food production. Health education in the community has an important role in prevention of TF, particularly about personal hygiene such as washing hands before meal, and providing clean water for washing hand in the public services.