Studi Karrier Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi pada Pengelola Makanan di Warung Makan di Kodya Semarang

Tahun 1998 Volume 33 Nomor 1
Oleh : Henry
Setyawan S, Husein Gasen, Soeharyo Hadisaputro

Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini berhubungan dengan kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan dan fasilitas pelayanan kesehatan . Panyakit ini ditularkan dari pasien tifoid aktif dan karier kronik kepad aorang sehat melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Kemungkinan pedagang makanan menjadi karier masih belum banyak dipalajari.

Studi untuk menemukan proporsi pedagang makanan yang menjadi karier tifoid telah dilakukan di Semarang. Populasi studi adalah pedagang makanan pad atempat-tempat yang diketahui tinggi prevalensi kasus tifoidnya. Sampel minimal diambil secara random dari daftar pedagang makanan. Data yang dikumpulkan meliputi kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan, pemeriksaan feses serta pengetahuan pedagang terhadap penyakit menular malalui makanan.

Ditemukan bahwa sebagian besar pemilik warung makan adalah juga pengelola makanan dan sebagian besar perempuan (78%). Umur rata-rata adalah 40.2 tahun dengan penghasilan rata-rata RP. 117.000,- / bulan, tingkat pendidikan rata-rata rendah. Belum ditemukan pedagang makanan yang positif sebagai karier Salmonella. Kebersihan individu sedang, namun sanitasi lingkungan terutama dapur dan kondisi saluran pembuarangan air limbah sangat jelek. Pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang menular melalui makanan dan minuman serta karier masih sangat jelek.

Disarankan dilakukan studi dengan jumlah sampel lebih banyak. Perlu dirancang penyuluhan kesehatan tentang sanitasi lingkungan, kebersihan diri dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan yang ditujukan pada pengelola makanan.

Typhoid fever caused by Salmonella typhi still one of the major public health problems in tropical countries including Indonesia. This disease is highly related to personal hygiene, environmental sanitation and health care facilities. It is transmitted from active typhoid patients and chronic carriers to healthy persons through contaminated foods and drinks. The possibility of public food-handlers being carriers has not yet much studied.

A study to find the proportion of public food-handlers in food vendors being typhoid carriers was carried out in the city of Semarang. The study population was all public food-handlers in area known with high prevalence of typhoid cases. The minimal samples were taken randomly from the listed food vendors. Data collected include personal hygiene and environmental sanitation of the food vendors, stool examination and knowledge on food-borne diseases of the food-handlers.

It was found that most of the food vendors owners were also being food-handlers with high proportion being female (78%). Their average age were40.2 years and average income Rp. 117.000,- per-month, with very low education level. Surprisingly, stool examination revealed that there no carrier among the food-handlers. Their personal hygiene was moderate, however the surrounding sanitation especially the kitchen and sewage canal was very poor. their knowledge on diseases transmitted through food and drinks as well as carriership was also very poor.

It is recommended that a study with maximum of samples should be carried out. It also great need to design a health education program especially on environmental sanitation, personal hygiene and food-borne diseases directed to public-food handlers.