Kesegaran Jasmani dan Status Gizi Murid Sekolah Dasar di kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
Tahun 1998 Volume 33 Nomor 2
Oleh : Apoina
kartini, Hertanto WS, M. Zen Rahfiludin
Tujuan : Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya kualitas fisik, adalah peningkatan kesegaran jasmani di kalangan masyarakat, terutama pada pelajar . Kualitas sumber daya manusia di masa depan juga tercermin pada status gizi anak pada masa kini. Penelitian di Pusegjas, Departemen P & K (1993) menyimpulkan bahwa lebih dari 40% murid SD di delapan propinsi di Indonesia mempunyai tingkat kesegara jasmani dan hubungannya dengan status gizi murid SD di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Rancangan : Merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan menggunakan rancangan belah lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah sekunder hasil penelitian “Kemitraan Indonesia untuk Perkembangan Anak” (MITRA) tahun 1995 fi Kabupaten Karanganyar.
Subjek dan Metoda : Sampel dari penelitian ini adalah 539 murid di 51 SD di Kabupaten Karanganyar, yang terbagi menjadi dua kelompok umur, yaitu umur 8 – 9 tahun dan umur 11 – 13 tahun. Pengukuran tingkat kesegaran jasmani dilakukan dengan Harvard Step Test yang telah dimodifikasi. Penentuan status gizi berdasarkan indeks BB / TB menggunakan baku rujukan WHO-NCHS.
Hasil : Murid dengan tingkat kesegaran jasmani rendah (kategori “kurang” sampai “sangat kurang”) adalah 34.7% dan murid dengan status gizi kurang adalah 26.1%. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata skor kesegaran jasmani antara murid laki-laki dan perempuan (p<0.05), di mana rata-rata skor kesegaran jasmani murid laki-laki lebih tinggi dibanding murid perempuan. Pada murid 8 – 9 tahun mempunyai rata-rata skor kesegaran jasmani lebih tinggi dibanding murid umur 11 – 13 tahun, dan perbedaannya bermakna secara statistik (p<0.05). Tidak ada perbedaan bermakna rata-rata skor kesegran jasmani diantara ketiga kategori status gizi berdasarkan indeks BB /TB (p>0.05).
Kesimpulan : 34.7% murid SD di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani rendah, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya.
Objective : One of effort to improve the quality of human resources, especially physical fitness, is improvement of the physical fitness. Research from Centre of Physical Fitness and Recreation, Education and Culture Department Republic of Indonesia (1993) concluded that more than 40% elementary student from eight provinces in Indonesia have a low physical fitness level. The aim of the study is to get information on physical fitness level among elementary school children in Karanganyar District, and the relationship with nutritional status.
Design : Cross sectional study. The study was conducted in 51 elementary schools in Karanganyar District, Central Java (using secondary data from MITRA project 1995).
Subject and Methods : The total sample was 539 students aged 8 – 9 years and 11 – 13 years. the children”s physical fitness level were examined by modified Harvard Step Test. nutritional status assessment were based on weight / height (W / H) index using WHO-NCHS standard.
Results : This study showed that 34.7% had low physical fitness level and 26.1% student were undernourished. Statistic analysis with t-test showed that there was a significant difference for average score of physical fitness between boys and girls (p<0.05), average score of physical fitness for boys was higher than girls. there was a significant difference of average score of physical fitness between students aged 8 – 9 years and 11 – 13 years (p<0.05), average score of physical fitness of student aged 8 – 9 years was higher 11 – 13 years. Anova test showed hat there was no significant difference for average score of physical fitness between three nutritional status categories based on weight / height (W / H) index (p>0.05).
Conclusion : This study showed that 34.7% of elementary school children in Karanganyar District have low fitness level. Efforts are needed to overcome the condition.