Interaksi Obat dalam Polifarmasi

Tahun 1998 Volume 33 Nomor 4
Oleh : M.
Masjhoer

Satu di antara sekian faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi adalah terjadinya interaksi antara obat pada penggunaan obat ganda (polifarmasi). Sebagian besar interaksi antara obat dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme interaksi yaitu interaksi farmakominetik, farmakodinamik dan kombinasi dari keduanya . Beberapa interaksi lain tidak dapat dikelompokkan ke dalam pengelompokan di atas karena mekanisme interaksinya belum diketahui dengan pasti, contoh bertambahnya resiko gagal ginjal pada pasien di bawah pengaruh anestesi metoksifluran yang mendapat terapi tetrasiklin dan antagonisme antara levodopa dengan piridoksin.

Interaksi antara obat yang serius dapat terjadi dalam penggunaan polifarmasi pada kelompok pasien tertentu, misal : usia lanjut, pasien sakit serius, pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal, pasien yang mendapatkan obat lebih dari satu dokter dan kelompok obat yang sering menimbulkan interaksi misal : obat dengan proses metabolisme mudah jenuh (ethanol, theophyline, phenytoin), obat dengan index terapi sempit (digoksin, litium, warfarin), obat yang berpotensi toksik (aminoglikosida, sitostatika, monoamin oksidase inhibitor) dan obat yang mempunyai kurva respon – dosis yang curam (khlorpropamid, verapamil).

Lebih penting diketahui bahwa interaksi antara obat dan dikurangi atau terkecil dengan cara menghindari penggunaan polifarmasi yang tidak diperlukan.

One of the factors that can cause failure of therapy is drugs interaction in the concurrent administration of two or more drugs (polypharmacy). Most drugs interaction can be classified as pharmacokinetic, pharmacodynamic or combined interaction and a number of drug interaction cannot be classified since the mechanisms involved are not entirely clear, for example increased risk of renal failure in patient on tetracycline when methoxyflurance is used for anesthesia and antagonism of the action of levodopa with pyridoxine.

Drug interactions are likely to be more serious in vulnerable patients such as the elderly, the very ill, patients with renal or hepatic dissease and patients with more than one priscribing doctor, and a numbers of drug with obvious interaction e.g. drugs which have saturable hepatic metabolism (ethanol, theophyline, phenytoin); low therapeutic index (digoxin, lithium, warfarin); steep dose respons curve (chlorpropamide, verapamil) and drug has major toxic effects (aminoglycoside, cytotoxic drugs, monoamine oxidase inhibitor), such patients receiving these drugs can be at special risk if other drugs are added.

Most importantly, the incidence of drugs interactions could be greatly reduced by the avoidance of unnecessary polypharmacy.