Pengelolaan Cedera Kepala
Tahun 1998 Volume 33 Nomor 4
Oleh : Zainal
Muttaqin
Tujuan utama pengelolaan penderita cedera kepala adalah menciptakan kondisi optimal guna penyembuhan (“recovery”) cedera primer, dan mencegah serta mengatasi penyulit (cedera sekunder) berupa antara lain hipertensi intrakranial, hipotensi sistemik, dan hipoksiahipoksemia, yang berpotensi mengakibatkan iskemia dan kematian. Resiko terjadinya cedera sekunder ini berhubungan langsung dengan tingkat / derajat beratnya cedera primer, maka menentukan berat ringannya cedera kepala saat penderita tiba di UGD merupakan tempat berpijak untuk menentukan langkah-langkah diagnostik dan tindakan terapeutik selanjutnya, sekaligus memperkirakan prognosis penderita. Skala Koma Glasglow (GCS) merupakan kriteria kuantitatif yang paling luas dan paling mudah digunakan untuk menilai tingkat penurunan kesadaran penderita. Dan atas dasar GCS serta ada tidaknya defisit neurologik, penderita bisa dikelompokkan menjadi Cedera Kepala Ringan (CKR), Sedang (CKS), dan Berat (CKB).
Penderita cedera kepala berat, atau penderita yang tiba di UGD dalam keadaan koma, memiliki resiko tinggi untuk terjadinya cedera sekunder. maka dari itu tindakan diagnostik dan pengelolaan penderita harus diarahkan untuk mengenali secara dini dan mengatasi munculnya penyulit-penyulit sekunder tersebut. Dan karena tingginya prosentase adanya lesi intrakranial yang “operable”, pemeriksaan lanjut dengan sarana penunjang berupa CT atau lainnya mutlak diperlukan. Demikian pula pada penderita CKS dan CKR, setiap tindakan diagnostik meupun terapeutik harus memiliki alasan dan tujuan yang secara ilmiah bisa diterima.
bagi pusat pelayanan kesehatan di daerah tepencil, dengan sarana diagnostik dan teraputik yang terbatas, pengelompokkan ini sekaligus bisa menjadi dasar untuk menentukan perlu tidaknya merujuk penderita ke rumah sakit dengan fasilitas diagnostik dan sumber daya profesional yang memadai.
Head Injury ranks highest as cause of death and disability among the most productive period in life, those below 45 years old. Disability related lost of working hours, combined with high cost spent in the care and rehabilitation of the victims, places head injury as one of the most important community health problems, now and in the future.
Since most of the death after head injury is related to cerebral ischemic condition, the main aim in the care of head injured patients consists of creating an optimal condition for the primary injury, and the management of secondary injuries potentially lead to ischemia and death, such as intracranial hypertension, systemic hypotension, and hypoxia-hypoxemia. The risk of these secondary cerebral insults are directly related to its primary injury, so that proper grouping of patients according to their severity, on patients” arrival at the emergency unit, would serve as a basis for further diagnostic procedures and proper management. Glasgow Coma Scale (GCS), an easily applied quantitative measurement of unconsciousness, has been widely accepted and internationally applied. And head injured patients might then be classified into Mild, Moderate, and Severe, based on GCS scoring combined with the presence or absence of focal neurologic deficit.
Serve head injury patients, or patient arriving at the emergency unit in coma, has the highest risk for secondary injury and highest probability for the presence of “operable” intracranial hematoma. Thus, the diagnostic procedures and the management of these severely head injured patients should be directed toward early recognition and proper management of any secondary brain insult and / or intracranial hematomas. It means that Intensive Care Unit and Computed Tomography are unavoidable for the proper moderate head injury should also be scientifically reasonable and not excessive.