Patofisiologi Ereksi
Tahun 1999 Volume 34 Nomor 4
Oleh : Susilo Wibowo
Ereksi adalah keadaan yang merupakan prasyarat utama dan aktivitas seksual pria. Setelah mendapat rangsang yang cukup melalui berbagai mekanisme, maka terjadi ereksi yang dibagi dalam beberapa tahapan agar dapat dipergunakan untuk penetrasi vagina dalam hubungan seksual yang normal. Studi mengenai ereksi sudah dilakukan sejak jaman dahalu kala . Akan tetapi perkembangan penelitian pada akhir abad ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga lebih mampu menerangkan patofisiologi ereksi secara lebih rasional.
Studi mengenai peran supraspinal, persyarafan oto nom dan somatik mengalami kemajuan yang sangat dra matik. Kemajuan dibidang immunohistokimia tampak nya memegang peranan sangat penting dalam studi neu roanatomi dan dalam melokasi area yang lebih eksak pada otak yang berperan dalam koordinasi aktivitas seksual. Berbagai macam neurotransmiter serta reseptor nya telah ditemukan. Meskipun peran yang pasti dan berbagai neurotransmiter dan reseptor ini belumlah jelas benar tetapi pengetahuan mengenai hal ini sangatlah dipenlukan. Dengan mengenal fisiologi ereksi dan ben bagai neurotransmiter atau reseptor yang berperan, maka seorang dokter dapat lebih memahami kemungkinan adanya gangguan ereksi karena efek samping berbagai macam obat. Pada makalah yang singkat ini penulis mencoba menyuguhkan anatomi dan fisiologi ereksi yang menekankan pada peran supra-spinal, neurotrans miter dan reseptor.