Pengobatan Diabetes Mellitus dengan Obat Hipoglikemik Oral Golongan Sulfonilurea
Tahun 2000 Volume 35 Nomor 1
Oleh : Darmono
PENDAHULUAN
Sulfonilurea diakui sebagai obat hipoglikemik oral (OHO) yang utama dalam kurun waktu lebih dan 30 tahun, meniiliki satu ikatan inti ‘sulfonic acid – urea nucleus’, yang dapat dimodifikasi dengan substitusi kimia untuk meningkatkan potensinya . Walaupun demi kian, pengetahuan mengenai khasiat dan kerja kelompok OHO ini belum begitu mendalam dan masih dijumpai adanya penggunaan sulfonilurea yang tidak rasional. Mekanisme kerja sulfonilurea adalah memacu sekresi insulin dan potensi kerja ekstra pankreas antara lain meningkatkan afinitas reseptor – insulin di jaringan pen fer. Berdasarkan mekanisme kerja tersebut, sulfonilurea dapat diberikan kepada penderita diabetes mellitus tipe 2 non-obesitas yang didasari oleh patofisiologi adanya resistensi insulin dan penurunan potensi sel beta. Namun harus diperhatikan bahwa memacu sel beta yang ben lebihan dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan hiperinsulinemi yang merupakan salah satu faktor pen dukung berkembangnya komplikasi vaskuler kronik melalui potensi insulin sebagai ‘growth factor’. Dalam pengalaman klinik biasanya sulfonilurea baru diberikan kepada penderita dalam kondisi penyakitnya yang sudah cukup lanjut, berdasarkan keluhan komplikasi kronik yang didukung oleh data fisik, laboratorium, dan peme riksaan penunjang yang lain. Terapi dilanjutkan dengan dosis makin ditingkatkan hanya bendasarkan pemantau an kadar glukosa darah, tanpa mempertimbangkan ke mungkinan terjadinya hiperinsulinemi.
Sulfonilurea diakui sebagai obat hipoglikemik oral (OHO) yang utama dalam kurun waktu lebih dan 30 tahun, meniiliki satu ikatan inti ‘sulfonic acid – urea nucleus’, yang dapat dimodifikasi dengan substitusi kimia untuk meningkatkan potensinya . Walaupun demi kian, pengetahuan mengenai khasiat dan kerja kelompok OHO ini belum begitu mendalam dan masih dijumpai adanya penggunaan sulfonilurea yang tidak rasional. Mekanisme kerja sulfonilurea adalah memacu sekresi insulin dan potensi kerja ekstra pankreas antara lain meningkatkan afinitas reseptor – insulin di jaringan pen fer. Berdasarkan mekanisme kerja tersebut, sulfonilurea dapat diberikan kepada penderita diabetes mellitus tipe 2 non-obesitas yang didasari oleh patofisiologi adanya resistensi insulin dan penurunan potensi sel beta. Namun harus diperhatikan bahwa memacu sel beta yang ben lebihan dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan hiperinsulinemi yang merupakan salah satu faktor pen dukung berkembangnya komplikasi vaskuler kronik melalui potensi insulin sebagai ‘growth factor’. Dalam pengalaman klinik biasanya sulfonilurea baru diberikan kepada penderita dalam kondisi penyakitnya yang sudah cukup lanjut, berdasarkan keluhan komplikasi kronik yang didukung oleh data fisik, laboratorium, dan peme riksaan penunjang yang lain. Terapi dilanjutkan dengan dosis makin ditingkatkan hanya bendasarkan pemantau an kadar glukosa darah, tanpa mempertimbangkan ke mungkinan terjadinya hiperinsulinemi.